Friday 10 July 2020

Hijaab harus dikembalikan pada kesejatiannya sebagai pakaian takwa


Hijaab harus dikembalikan pada kesejatiannya sebagai pakaian takwa

Takwa yang melahirkan kesederhanaan dan qana'ah.. 
Takwa yang tersimpan rapi dan tersembunyi dari pandangan mata manusia..
Takwa yang tak ingin melahirkan jerat2 popularitas..
Dialah takwa yang jauh tersimpan dlm da2 pd sebuah tanah lapang bergelar hati..

Jika hijaab justru menjadi jejak yang mengantarkan kita pada sebuah bibit niat ingin ''tampil'' dihadapan manusia, maka layaklah niat ini dikonstruksi ulang.. 
Sebab Hijaab adalah bukti kebersihan hati.. 

Yah, sejatinya hijab adalah sbg wujud dr takwa itu sendiri..

Tengoklah sesekali ayat-ayat cinta Sang Maha Perkasa, saat Ia menyeru titah hijab hanya bagi wanita beriman.. 
Maka, titah itu seyogyanya membuat kita tercerahkan dengan predikat iman sedang iman itu sendiri terdapat pada apa yang kita yakini, ucapkan dan amalkan. Iman, hijab dan takwa adalah satu paket produk yang tak dapat dipisahkan.. 
Disebabkan iman padaNya kita berhijab dan disebabkan takwa padaNya kita berhijab.. 
Maka tentu saat tata laksana pengenaan hijaab yang menutupi seluruh anggota tubuh tak lagi diributkan.. 

Begitu pula saat hijaab mesti luas lagi tak sempit, tidak tembus pandang serta sederhana itupun tak perlu diperdebatkan.. 

Cukuplah keimanan yang bermain untuk menggerakkan pemenuhan limitasi tentang hijaab.. 

Inilah jihad sbenernya seorang wanita, merealisasikan hijaab yang sebenar-benarnya..

Hamasah ukhti :)

Thursday 9 July 2020

Bersahabat Hingga Ke Syurga

catatan seorang akhwat
28 Juni 2014 pukul 13:25
Jatuh airmataku..
Iringi remuk redam hatiku...
Saat Ku kehilanganmu...
Dan hanya rintik hujan yang menemani aku..

Tentu masih ingat lirik lagu ini, ya ini lagu hijau daun, tapi ana saat ni bukan mau memposting atau membahas tentang itu tapi ana ingin mengurai yang belum sempat ana uraikan selama ini, ana sedih sangat sedih dengan keadaan umat hari ini, jujur saat ini remuk rasanya hati dan perasaan saat mendengar seutas jawaban dari seorg sahabat akhwat yang tidak mau dinasehati, tidak mau diajak ke yang lurus, tidak mau menutup aurat, tidak mau mengurangi kebiasaan keluar malam, tidak mau mengurangi kebiasaan mengumbar pesona di depan ikhwan, Ya Allah cukup engkau yang jadi saksi atas semua ini,

Terlontar kata2 munafik dari mulut mereka, terlontar kata iri dari mulut mereka, terlontar kata2 kotor lainnya dari mulut mereka, Ya Allah tolong ampuni dosa-dosa mereka, ana sudah maafkan semua kesalahan mereka.
Wahai sahabtku ana tak ingin engkau di nego oleh laki2 jail
Ana tak ingin derajatmu direndahkan oleh laki2 diluar sana,
Ana tak ingin mereka mencacimu dgn kata2 hina,
Ana tak ingin melihat auratmu yang begitu murah dijajakan di hadapan para lelaki
Ana tak ingin melihatmu tersesat, karena aku sahabatmu,,

Ana membelamu bukan karena ana merendahkanmu,
Ana membelamu karena kita perempuan ibaratkan mutiara yang sangat berharga, sangat mahal,dan lebih mahal dari dunia dan seluruh isinya.
Ana ingin kita berjumpa lagi di syurga, cuma itu impian ana saat ini,
Ya Allah Ya Robbi ketuklah pintu hati sahabt2 ana dimanapun mereka saat ini,
Peliharalah iman dan takwa di hatinya,
Astafirullah...ana tak kuasa menahan airmata saat ini, entah kenapa sedih rasanya hati ini...

Wednesday 8 July 2020

islam itu indah



Ajaran islam yang diturunkan oleh ALLAH kepada nabi Mumahammad saw adalah ajaran yang lurus, bukan kekiri, bukan kekanan, bukan Radikal, Keras dan bukan pula lunak, tapi berada di jalan tengah,Moderat antara Keras dan Lunak atau bukan antara Radikal dan Liberal. Dengan kata lain ajaran islam itu FLEXIBLE tidak kaku. dan juga ajaran islam itu untuk waktu dulu,sekarang dan untuk masa depan. Ajaran islam bukan ajaran kuno, tapi Modren, Islam is the modern Religion... Gerakan pembaharuan dalam pemikiran Islam pada abad 21 ini ditandai dengan perubahan paradigma keagamaan yang cukup signifikan.. Interpretasi liberal terhadap teks-teks suci keagamaan dan peninjauan kembali terhadap doktrin-doktrin salaf (tradisional) khalaf (pertengahan) dan muta'akhir (modern) merupakan realitas yang dapat kita temukan dalam karya-karya pemikiran Islam kontemporer.. Hal tersebut menggambarkan prinsip-prinsip Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas.. Asumsi yang menjadi landasan gagasan liberalisme tersebut adalah bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bertahan dalam segala situasi, menafsirkan Islam berdasarkan semangat religio-etik al-Qur'an dan sunnah nabi, bukan menafsirkan Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks, gagasan tentang kebenaran agama sebagai sesuatu yang relatif, berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan terpinggirkan..

Tuesday 7 July 2020

Dr. Umar Rolf Baron Ehrenfels (Austria)


Gurubesar Antropologi

Penggugah terpenting atas kesadaran saya tentang kebenaran agama Islam, agama besar yang sangat berpengaruh atas jiwa saya, ialah bahwa Islam itu menonjol dalam hal-hal sebagai berikut:
Ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan berangsur-angsur itu menurut pikiran saya menunjukkan bahwa agama-agama besar keluar dari hanya satu sumber, bahwa orang-orang yang membawa ke-Rasulan besar itu hanya membawa ajaran-ajaran Tuhan yang Satu, dan bahwa beriman kepada salah satu ke-Rasulan ini berarti mencari Iman dalam Cinta kasih.
Islam, pada pokoknya berarti aman atau selamat dengan cara tunduk kepada hukum yang abadi.
Islam ditinjau dari sudut sejarah adalah agama besar terakhir di atas planet bumi ini.
Nabi Muhammad s.a.w. adalah Rasul Islam dan mata rantai terakhir dalam rangkaian para Rasul yang membawa risalah-risalah besar.
Penerimaan agama Islam dan cara hidup kaum Muslimin oleh orang yang menganut agama yang terdahulu, berarti dia melepaskan diri dari agamanya yang dahulu. Sama seperti memeluk ajaran-ajaran Budha itu berarti melepaskan diri dari ajaran-ajaran Hindu. Agama-agama yang berbeda-beda itu sebenarnya hanya buatan manusia, sedangkan kesatuan agama itu dari dan bersifat ke-Tuhanan. Ajaran-ajaran Al-Qur'an menekankan atas prinsip kesatuan ini. Dan percaya atas kesatuan agama berarti menerima satunya fakta kejiwaan yang umum diterima oleh semua orang, pria dan wanita.
Jiwa persaudaraan kemanusiaan yang meliputi semua hamba Allah, selalu ditekankan oleh Islam, berbeda dengan konsep rasialisme atau sukuisme yang berdasarkan perbedaan bahasa, warna kulit, sejarah tradisional dan lain-lain dogma alami.
Konsep cinta kasih kebapakan Tuhan, dengan sendirinya mengandung konsep cinta keibuan Tuhan sebagai dua prinsip gelar Tuhan Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua kata ini berasal dari kata "rahima" dalam bahasa Arab. Pengertian pokok simbolis ini sama dengan pengertian "Goethe's Das Ewing-Weibliche Zieht uns himan" yang arti harfiahnya ialah "rahim" (dari wanita).

Berdasarkan pengertian ini, maka Gereja Aya Shofia di Istambul telah dibangun menurut prinsip arsitek besar Muslim di Timur Dekat yang diilhami oleh bangunan Mesjid Sultan Ahmad atau Muhammad Al-Fatih di Istambul.

Dalam pengertian dan jiwa inilah Rasulullah s.a.w. bersabda dalam kata-katanya yang tidak bisa dilupakan oleh para pengikutnya:
Syurga itu di bawah telapak kaki kaum ibu.
Tentang Pengarang : Doktor Umar Rolf Baron Ehrenfels

Beliau adalah anak satu-satunya dari Alm. Baron Christian Ehrenfels, pembangun teori structure Psychology modern di Austria.

Rolf Freiherr von Ehrenfels sudah sejak masa anak-anak tertarik oleh dunia Timur umumnya, dunia Islam khususnya. Saudaranya perempuan, seorang penyair bangsa Austria, Imma von Bedmarhof telah menceritakan hal itu dalam sebuah artikelnya dalam majalah sastra Islam Lahore pada tahun 1953. Pada waktu Rolf meningkat dewasa, dia pergi ke negara-negara Balkan dan Turki, di mana dia ikut bersembahyang di mesjid-mesjid (walaupun dia masih seorang Nasrani) dan mendapat sambutan baik dari kaum Muslimin Turki, Albania, Yunani dan Yugoslavia. Sesudah itu perhatiannya terhadap Islam semakin bertambah, hingga akhirnya dia menyatakan masuk Islam pada tahun 1927 dan memilih Umar sebagai nama Islamnya. Pada tahun 1932, beliau mengunjungi anak benua India/Pakistan dan sangat tertarik oleh soal-soal kebudayaan dan sejarah yang berhubungan dengan kedudukan wanita dalam Islam. Sekembalinya di Austria, Baron mengkhususkan diri dalam mempelajari soal-soal antropologi dari Matilineal Civilisation di India. The Oxford University Press telah menerbitkan buku antropologinya yang pertama (Osmania University series, Hyderabad, Deccan 1941) mengenai topik ini.

Pada waktu Austria diduduki oleh Jerman Nazi tahun 1938, Baron Umar pergi lagi ke India, dan beker.ja di Hyderabad atas undangan alm. Sir Akbar Hydari sambil tetap mempelajari soal-soal antropologi di India Selatan dengan mendapat bantuan dari Wenner Gern Foundation New York di Assam. Sejak tahun 1949 beliau menjadi Kepala Bagian Antropologi pada University of Madras. Pada tahun itu juga beliau mendapat medali emas S.C. Roy Golden Medal atas jasa-jasanya dalam bidang Sosial and Cultural Antropology dari Royal Asiatic Society of Bengal.

Di antara sekian banyak karangan-karangannya tentang Islam dan ilmu pengetahuan, ada dua jilid buku tentang antropologi India dan dunia, "Ilm-ul-Aqwam" (Anjuman Taraqqi-Delhi 1941) dan sebuah risalah tentang suku bangsa Cochin dengan nama "Kadar of Cochin" (Madras 1952).
 

like this

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri