Sunday 2 March 2014

Sir Abdullah Archibald Hamilton


Negarawan dan Bangsawan Inggris

Sejak saya menginjak usia dewasa, keindahan, kemudahan dan kemurnian Islam itu selalu menarik perhatian saya. Walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan sebagai orang Kristen, sebenarnya saya tidak bisa percaya kepada dogma-dogma yang diajarkan oleh Gereja, dan saya selalu menggunakan akal dan pikiran untuk mengatasi keimanan yang membuta.

Berbareng dengan majunya zaman, saya menginginkan kedamaian dengan Maha Pencipta saya, dan ternyata bahwa baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris, tidak ada yang bisa inemberikan kepuasan kepada saya.

Saya memeluk agama Islam, hanyalah untuk memenuhi panggilan hati nurani saya, dan sejak itu saya merasa telah menjadi orang yang lebih baik dan lebih benar dari pada sebelumnya.

Tidak ada satupun agama yang dimusuhi orang-orang jahil dan berprasangka seperti agama Islam. Pada hal jika orang tahu, Islam itu adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang yang lemah, dan memberikan rasa kecukupan kepada orang yang miskin. Dan ternyata bahwa alam kemanusiaan itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
Golongan yang dianugerahi Tuhan dengan harta kekayaan.
Golongan yang harus bekerja berat untuk mencukupi keperluan hidupnya.
Golongan penganggur yang tidak mendapat lapangan kerja atau mereka yang jatuh pailit bukan karena kesalahan mereka sendiri.

Islam juga mengakui bakat luar biasa dan hak-hak perseorangan. Islam itu konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak). Sebagai contoh, jika seorang pemilik tanah yang kaya dan tidak butuh untuk menanaminya, sehingga dia tidak menggarap tanahnya itu berulang kali, maka hak miliknya itu menjadi hak milik umum dan menurut hukum Islam diberikan kepada orang yang pertama menanaminya.

Islam melarang keras penjudian atau permainan-permainan yang berdasarkan untung-untungan. Islam melarang segala macam minuman keras dan mengharamkan riba yang dapat menimbulkan penderitaan hidup manusia. Jadi dalam Islam, tidak seorangpun boleh menarik untung dari keadaan orang lain yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.

Kita (kaum Muslimin) tidak percaya kepada aliran Jabariyah (fatalism) yang hanya menunggu nasib semata-mata, tidak pula percaya kepada aliran Qadariyah (predestination) yang menganggap bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya percaya kepada imbalan yang diberikan Allah s.w.t. atas perbuatan dan pemikiran kita.

Menurut kita, iman atau kepercayaan yang tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, sebab iman itu saja tidak cukup, kecuali jika hidup kita sesuai dengan itu. Kita percaya kepada adanya pertanggungan jawab kita sendiri atas segala perbuatan kita di dunia dan di akhirat. Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, dan tidak ada seorangpun yang bisa memikul dosa atau kesalahan orang lain.

Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan atas dasar fithrah, tanpa dosa. Islam juga mengajarkan bahwa manusia, pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan (Adam dan Hawa), bahwa keadaan ruhnya sama, dan bahwa Allah s.w.t. inemberikan kekuatan yang sama agar tiap-tiap manusia dapat menempuh hidup sesuai dengan yang dikehendakinya menurut akal, jiwa dan moral.

Saya kira saya tidak perlu berbicara banyak tentang persaudaraan ummat manusia universal dalam ajaran Islam, sebab hal itu sudah merupakan kenyataan yang diakui oleh seluruh dunia. Bangsawan dan rakyat biasa, kaya dan miskin semua sama. Sungguh saya telah melihat kejujuran dan kemurahan hati Saudara-saudara saya kaum Muslimin, dan saya selalu percaya atas segala perkataan dan janji mereka. Mereka selalu memperlakukan saya dengan adil sebagai manusia dan sebagai saudara, dan telah membuktikan keramahan mereka kepada saya, sehingga saya tidak merasa asing dalam lingkungan mereka.

Kesimpulan, saya ingin menyatakan bahwa pada waktu Islam membimbing ummat manusia dalam kehidupannya sehari-hari, justru agama Kristen, dalam teori dan praktek mengajarkan kepada para penganutnya supaya berdo'a dan bersembahyang kepada Tuhan pada hari Minggu dan menerkam makhluk-Nya pada hari-hari selebihnya.
Tentang Pengarang : Sir Abdullah Archibald Hamilton

Sebelum memeluk agama Islam, beliau bernama Sir Charles Edward Archibald Watkin Hamilton. Memeluk agama Islam pada tanggal 20 Desember 1923. Beliau adalah seorang negarawan Inggris yang terkenal, mencapai tingkat kebangsawanan bermacam-macam. Beliau lahir pada tanggal 10 Desember 1876, seorang Letnan dalam Royal Defence Corp dan President Salsy Conservative Association.


Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri