Sunday 7 July 2013

janji allah tentang pertolongan dan kemenangan


Tsauban, seorang pelayan Rasulullah, berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda,

"Akan datang masanya semua bangsa dari berbagai penjuru mengepung kalian, sebagaimana orang-orang mengerumuni hidangan di meja makan..!!"
Tsauban berkata, Kami pun bertanya, "Apakah karena waktu itu jumlah kami sedikit ya, Rasulullah..??"
Beliau menjawab, "Ketika itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian adalah buih, seperti buih di lautan. Rasa segan telah dicabut dari hati musuh-musuh kalian, dan dicampakkan penyakit wahn dalam hati-hati kalian..!!"
Tsauban berkata, Kamipun bertanya, "Apakah penyakit wahn tersebut..??"
Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati..."
(HR. Ahmad)

Sejak Runtuhnya Khilafah Utsmaniyyah, seolah-olah Kekuatan Islam perlahan surut digilas perputaran roda zaman dimana tahta tersebut akhirnya berhasil dikuasai kaum kafir dan para antek-anteknya. Peristiwa ini seakan menyurutkan langkah-langkah sebagian besar umat Islam dan akhirnya memilih menegakkan izzah kehidupannya masing-masing. Namun ternyata tidak, terdapat sebagian kecil yang tetap berjuang dan optimis kekhilafahan akan kembali terwujud. Mereka yang termasuk thaifah manshuroh ini, senantiasa istiqomah dan bertekad membangkitkan Islam dengan kekuatannya. Mereka selalu meyakini bahwa Allah Ta'ala Sang pemilik Dien yang haq ini, akan mengerahkan pertolongan-Nya dalam menjaga kemuliaan Islam. Mereka pun menyadari bahwa sekedar berpangku-tangan dan menjadi bagian kelompok qo'idun, maka cita-cita besar dan mulia tersebut akan mungkin mampu diraih. Oleh karena itu, mereka tak hanya berbekal keyakinan semata, namun juga disertai ikhtiar dan ghiroh yang tak pernah padam, terutama dalam jihad fii sabilillah. Mereka amat mencintai Islam, sehingga dalam Islam mereka hidup, berjuang, dan berharap mati dalam kesyahidan "Isy kariman 'aumut syahidan..!!"

Allah Ta'ala berfirman,
"Orang-orang mukmin yang sebenarnya yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian tidak lagi ada keraguan dalam hatinya tentang keimanannya. Kemudian mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka untuk membela Islam. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman."
(QS. Al-Hujurat, 49: 15)

Dari Abu Musa al-Asy'ari ra, bahwa Rasulullah telah bersabda,
"Barangsiapa berperang demi menjunjung kalimat Allah setinggi mungkin, maka ia berada pada jalan Allah."
(HR. Muttafaqun'alaih)

Islam yang tegak akan syari'atnya, diciptakan Allah Ta'ala untuk semua makhluk-Nya. Ia merupakan fasilitas dalam meraih kemuliaan serta kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hamba-hamba-Nya yang memiliki kesungguhan beriman kepada-Nya memilih menunda untuk bersenang-senang dan menikmati hingar-bingar dunia. Mereka hidup sewajarnya dengan meneladani Rasulullah dan para sholafush sholih. Sebab Islam diturunkan tidak untuk tujuan keduniaan, melainkan untuk menegakkan kalimatullah dan mencapai keridhoan-Nya. Dengan jihad, Allah Ta'ala hanya ingin memenangkan uluhiyah dan hukmiyah-Nya semata.

Dari Aidz bin Amr dan Al-Muzani ra, bahwa telah bersabda Rasulullah,
"Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengungguli ketinggiannya."
(HR. Ad-Daruquthni)

Mengabaikan syari'at Islam dan menekuni kezhaliman merupakan benih-benih pengundang bencana dan laknat Allah Ta'ala. Untuk itu perlu bersegera membasmi segala pengundang datangnya bencana Allah azza waa jalla.

Allah Ta'ala berfirman,
"Wahai Manusia, bencana apa saja yang menimpa diri kalian, maka bencana itu adalah hasil kerja tangan-tangan kalian. Namun demikian amat banyak kesalahan-kesalahan kalian yang dimaafkan oleh Allah."
(QS. asy-Syu'ara, 42: 30)

Jika umat Islam mau sungguh-sungguh berkomitmen menerapkan semua hal yang disyari'atkan Allah Ta'ala serta bersungguh-sungguh mengamalkannya secara kaaffah, maka kemenangan dan kejayaan Islam insyaa Allah akan segera terwujud nyata. Allah Ta'ala bahkan telah menjanjikan kemenangan bagi hamba-hamba-Nya yang memiliki ketundukkan kepada-Nya,

"Wahai kaum mukmin, perangilah kaum kafir yang memerangi kalian. Allah akan menghancurkan kekuatan mental kaum kafir dengan tangan-tangan kalian, menghinakan mereka, memenangkan kalian atas mereka, dan menyenangkan hati kaum yang beriman."
(QS. at-Taubah, 9:14)
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri