Friday 10 July 2020

Hijaab harus dikembalikan pada kesejatiannya sebagai pakaian takwa


Hijaab harus dikembalikan pada kesejatiannya sebagai pakaian takwa

Takwa yang melahirkan kesederhanaan dan qana'ah.. 
Takwa yang tersimpan rapi dan tersembunyi dari pandangan mata manusia..
Takwa yang tak ingin melahirkan jerat2 popularitas..
Dialah takwa yang jauh tersimpan dlm da2 pd sebuah tanah lapang bergelar hati..

Jika hijaab justru menjadi jejak yang mengantarkan kita pada sebuah bibit niat ingin ''tampil'' dihadapan manusia, maka layaklah niat ini dikonstruksi ulang.. 
Sebab Hijaab adalah bukti kebersihan hati.. 

Yah, sejatinya hijab adalah sbg wujud dr takwa itu sendiri..

Tengoklah sesekali ayat-ayat cinta Sang Maha Perkasa, saat Ia menyeru titah hijab hanya bagi wanita beriman.. 
Maka, titah itu seyogyanya membuat kita tercerahkan dengan predikat iman sedang iman itu sendiri terdapat pada apa yang kita yakini, ucapkan dan amalkan. Iman, hijab dan takwa adalah satu paket produk yang tak dapat dipisahkan.. 
Disebabkan iman padaNya kita berhijab dan disebabkan takwa padaNya kita berhijab.. 
Maka tentu saat tata laksana pengenaan hijaab yang menutupi seluruh anggota tubuh tak lagi diributkan.. 

Begitu pula saat hijaab mesti luas lagi tak sempit, tidak tembus pandang serta sederhana itupun tak perlu diperdebatkan.. 

Cukuplah keimanan yang bermain untuk menggerakkan pemenuhan limitasi tentang hijaab.. 

Inilah jihad sbenernya seorang wanita, merealisasikan hijaab yang sebenar-benarnya..

Hamasah ukhti :)
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri