Friday 14 June 2013

Air Mata Penghapus Dosa


"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan kekhusyuan mereka bertambah". (QS. 17:109)

Ketika seseorang masih kecil mungkin hanya bisa menangis ketika menginginkan sesuatu. namun ketika mulut sudah bisa berkata-kata, maka tidak lagi menangis jika menginginkan apa-apa , walaupun kebiasaan menangis tetap saja masih ada.

Menginjak remaja seseorang masih sering menangis. ketika patah hati atau ditinggal kekasih, menjalani penderitaan hidup dan perjuaangan meraih masa depan, serta merasakan kegagalan demi kegagalan yang menghiasi hidup dan lain sebagainya. bahkan ketika dewasa dan tua sekalipun masih bisa menangis. disaat menemukan kekasih yang siap dengan segenap kesetiaan mendampingi hidup dan menerima kekurangan, ketika bermunajat kepada Allah mendoakan anak dan istri, sering kali tanpa disadari air mata meleleh membasahi pipi dengan harapan Allah mengabulkan harapanya . begitulah tangis yang merupakan bagian dari kehidupan setiap manusia yang mesti ada sepanjang masa.

Kebanyakan orang dewasa menangis jika terdapat hal-hal tragis. seperti orang tuanya meninggal dunia, kehilangan barang paling berharga, ditinggal anak atau saudara untuk selamanya. pendek kata menangis ibarat dengan peristiwa menyedihkan, tragis dan memilukan, sedangkan menangisi hal-hal yang bersifat sangat membahagiakan seperti berjumpa dengan orang yang dicinta , meraih penghargaan yang luar biasa , atau menang undian dan lain sebagainya lebih sedikit kita jumpai . dengan demikian menangis dikalangan orang dewasa identik dengan peristiwa yang luar biasa yang menimpanya baik tragis ,menyedihkan atau membahagiakan . jika tidak menjumpai hal-hal semacam itu hampir mustahil bagi mereka untuk mengis.

Sedangkan orang yang menangisi perbuatan dosa hingga sampai pada gerbang pertaubatan justru semakin sedikit kita jumpai. padahal sesungguhnya melakukan dosapun merupakan perbuatan yang menimbulkan peristiwa tragis luar biasa . jika ketiga tangis tersebut (menangis karena sedih, bahagia dan taubat) dilukiskan dalam diagaram kualitas tangis seseorang, maka menangis karena sedih oleh peristiwa yang tragis dan memilukan yang paling banyak terjadi pada diri seseorang, sedangkan menangis karena bahagia menempati urutan yang kedua . tangis ini mempunyai arti lebih tinggi dari tangis kesedihan sebab orang yang menangis pada wilayah ini tidak melupakan Allah ketika gembira. ada kecenderungan bahwa orang yang menangis karena bahagia senantiasa ingat kepada yang memberi kebahagiaan tersebut yakni Allah. Lain halnya dengan orang yang tertawa karena bahagia biasanaya ketika tertawa orang tersebut sedang lupa sesaat terhadap yang memberikan kebahagiaan tersebut. sebaliknya orang ini biasanya akan menangis ketika tertimpa kesediahan. orang yang menangis dikala sedih belum tentu bisa menangis ketika bahagia dengan kata lain ia ingat Allah ketika sedih dan melupakan Nya disaat bahagia. hal ini persis sebagaimana telah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an,

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia. dan membelakang dengan sikap yang sombong. dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa”. al-isra’ ayat 83

Tangis cinta, rindu, takut dan taubat adalah tangis yang paling sulit dilakukan seseorang. serta jumlahnya sangat sedikit. tangis model ini hanya bisa dilakukan atas dasar dorongan spiritual yang tinggi, dan diimbangi kesadaran atas perbuatan dosa dan kemaksiatan kepada Allah. oleh karena itu tangis ini memiliki derajat yang paling tinggi diantara tangis yang lain. dengan tangis Pertaubatan ini seseorang dapat membersihkan dosa dosanya, juga mampu mengubah segala perbuatan jahat menjadi bermartabat, buruk menjadi baik dan yang kotor menjadi bersih sehingga hidup dalam ridha Allah swt secara total. sebagaimana Rasulullah bersabda, ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka , mata yang menangis karena takut kepada Allah swt dan mata-mata yang berjaga-jaga dimalam hari karena menjaga pertahanan kaum muslumin (dalam jihad di jalan Allah swt) Hr. Tirmidzi

Dosa kita diibaratkan sebagai kotoran, tidak semua airmata mampu menghapusnya, hanya airmata yang mengucur dari tangis ketakutan atas adzabnya dan bertaubatan kepadanya. Karena Air mata itu merupakan air mata dari orang-orang yang sedang melakukan pendakian tangga demi tangga menuju Allah swt. sementara tangis diluar hal tersebut hanyalah tangis naluriah atau alamiah yang tidak memiliki banyak makna.

Menangis jenis ini merupakan sebuah jeritan hati yang suci, bukan sebuah kecengengan, sungguh cengeng bukanlah mudah menangis. akan tetapi sikap cengeng lebih mendekati pada mudah tersinggung dan lemahnya semangat ketika menghadapi cobaan, dengan demikian tidak semua tangisan adalah kecengengan. tetapi juga bukan setiap kecengengan adalah tangisan. namun yang bisa dijadikan skat antara keduanya adalah tangisan orang yang cengeng disebabkan oleh hal-hal material yang bersifat duniawi. hal ini berbeda degan tangisan orang yang bertaubat disebabkan oleh perbuatan maksiat dan bersifat ruhani.

Umar bin khatab yang gagah berani disiang hari seolah-olah menjadi cengeng dimalam harinya. Ternyata sahabat nabi ini selalu beristighfar dikeheningan nan pekat seraya meneteskan air sebening embun pembersih dosa yang menggetarkan dan menenangkan jiwanya. Jika kepahlawanan yang diajarkan hanya untuk tidak menangis, sesungguhnya telah membuat mereka menderita oleh pertarungan hebat antara akal dan perasaan mereka sendiri. Akalnya mengajak tegapnya kepala dan busungkan dada sementara perasaan menjerit-jerit karena tidak diberikan haknya. Tangis merupakan perasaan paling sensitive sehingga untuk memahaminya hanya dengan perasaan bukan memberitahukan atau menjelaskan secara rasional.

Wahai yang berlinangan airmata….,berapa banyak airmata yang engkau tumpahkan oleh karena kesedihan dan kesulitan. dan berapa banyak airmata yang tercucur atas penyesalan dosa-dosamu dan karena takut akan siksa Allah. Engkau begitu mudah untuk meneteskan air mata karena terhimpit oleh kesempitan duniawi tetapi begitu sulit untuk meneteskan atas perbuatan dosa-dosamu engkau begitu mudah menangis ketika dianiaya tetapi begitu sulit ketika berdosa.

Wahai yang berlinangan airmata……,sampai kapankah engkau akan menguraikan airmata yang mubadzir ini. Biarlah airmata kita hanya untuk membersihkan dosa karena cinta, yang sekaligus takut pada adzab dan siksanya.

Betapa rindunya jika setiap hari tetes airmata akan menghiasi malam-malam yang hening dan hanya isak tangis pertaubatan yang mengusik keheningan malam. di saat itu pastilah para malaikat berkerumun mengamini do’a-do’a. ikut bermunajat bersama. dan Allahpun akan sangat gembira melihat hambanya yang demikian itu.

Kapan hati ini bisa bersih. sehingga mampu menangkap gelombang getaran isi kitab suci Ilahi. kapankah mata ini akan berkaca-kaca karenaNya. Disinilah puncak airmata cinta pembersih dosa seorang hamba dihadapan Tuhanya .

Betapa meruginya orang-orang jahat yang keras kepala dan keras hatinya, ia nyaris tidak menangis oleh sebab apapun. karena dalam hatinya telah menolak untuk menangis dan akalnya merasa malu dengan tangisanya sendiri, walaupun demikian jangan dikira orang orang tersebut tidak akan menangis untuk selamanya. suatu saat sebagian mereka akan mengucurkan air matanya yakni ketika ajal menjemput, sementara pintu Taubat telah tertutup. Tangisanya tidak mengeluakan suara tetapi mulutnya menguak-uak seakan mereka berteriak minta tolong sementara itu tanpa ia sadari airmatnya mengalir membasahi pipinya. Demikian orang yang mengeras hatinya sehingga Allah mengunci mati hati mereka kemudian ia akan mengalami kegersangan spiritual yang yang sangat hebat . kegersangan tersebut bagaikan gurun sahara yang sesekali terkena hujan lebat namun sayang selebat apapun hujan, tak akan membuat gurun sahara lepas dari dahaga kegersangan begitu juga dengan orang orang yang keras hatinya walaupun berbagai musibah dan bencana sebagai peringatan dan pelajaran tetapi hatinya tidak tersentuh sedikitpun apalagi hingga menitikkan airmata.

Oleh karena itu menangislah. Belajar menangisi kesalahan dan dosa, belajar menangisi kekurangan-kekurangan dalam mengabdikan diri kepada sang pencipta. Kalau engkau tidak sanggup maka tetaplah menangis dikarenakan ketidak sanggupanmu melakukanya.
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Blog Archive

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri