Friday 14 June 2013

Meretas Jalan Menuju Khusnul Khotimah


Khusnul khotimah atau akhir yang baik adalah harapan setiap muslim. Karena akhir kehidupan dunia akan menjadi penentu kehidupan kita selanjutnya, yakni kehidupan dialam akherat. Jika akhir kita baik maka kita akan mendapatkan kehidupan dikampung akherat baik pula. Kita akan masuk kedalam syurga yang tinggi dengan sungai-sungai mengalir dibawahnya. Sebaliknya jika akhir kita buruk maka kita akan mendapatkan adzab yang dahsyat, mulai dari siksa kubur, ketegangan dan ketakutan dihari berbangkit, hingga lidah api neraka serta berbagai bentuk siksaan yang pedih. Naudzu billah min dzalik.

Bagaimana agar kita bisa mendapatkan khusnul khotimah?

1. Selalu berdo’a

Kita seharusnya senantiasa berdo’a agar diberikan kematian yang baik, kematian yang indah, khusnul khotimah. Seorang muslim harus senantiasa berserah diri, pasrah, dan mempersembahkan segalanya untuk Allah semata, sebagaimana firmanya:
“Katakanlah sesungguhnya sholat, ibadah, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al-An’am: 162)
Salah satu do’a yang kita lantunkan adalah do’a yang terdapat dalam firman Allah sebagai berikut:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman ( yaitu) berimanlah kamu kepada TuhanMu, maka kamipun beriman . ya Tuhan kami ampunillah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlha kami beserta orang-orang yang berbakti.” (Qs. Ali Imran :193)

Memohon agar kita dimasukkan ke syurga dan dihindarkan dari siksa api neraka juga merupakan bentuk agar kita mendapatkan khusnul khotimah, karena bentuk dari khusnul khotimah itu adalah dihindarkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga. Beberapa do’a diantaranya sebagai berikut:
“ Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akherat dan peliharalah kami dari siksa api neraka” (QS. Al-Baqoroh : 201)
“Ya Rabb kami sesungguhnya kami telah beriman maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Ali Imran : 16)
Atau sebagaimana do’a dalam sebuah hadist:

اللهم احسن عاقبتنا في الأُمور كلها وأجرنا من حزي الدنيا وعذاب الأخرة
“Ya Allah perbaguslah akhir daripada urusan kita semua dan hindarkanlah kami dari kehinaan dunia dan adzab akhirat.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Tabrani)

2. Senantiasa beristiqomah

Beristiqomah alias teguh untuk tetap dijalan Islam sangat penting karena ending dari hidup kita akan sangat mempengaruhi perjalanan kita di akherat . Rasul bersabda tentang orang yang mati dalam haji.
"Janganlah Engkau tutupi kepalanya karena ia dibangkitkan pada hari kiamat dalam kondisi bertalbiah." (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Tabrani)
Jadi meskipun seseorang sejak kecil telah rajin beribadah, rajin sholat, rajin baca Al-Qur’an, berpuasa dan sebagainya, namun ketika setelah dewasa ternyata mengalami kefuturan, lantas berbuat kemaksiatan, dan ketika berbuat maksiat dia meninggal dunia, maka ia akan dibangkitkan sebagaimana ia meninggal. Ketika kemaksiatan adalah berzina ia akan dibangkitnya sebagai pezina. Berjudi, dibangkitkan sebagai pejudi. Korupsi, dibangkitkan sebagai koruptor.
Adapun orang yang senantiasa beriman senantiasa meneguhkan dan menjaga keimanan maka ia akan mendapatkan ending yang baik .
Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(Qs.Alfushilat:30)

3. Islamisasi Hidup

Islamisasi hidup adalah menjadikan hidup kita berdasarkan syari’at Islam, mulai dari urusan kecil seperti memotong kuku, buang air kecil, makan hingga urusan kenegaraan. Islamisasi berarti menjadikan Al-Islam sebagai akhlaq kita, sebagai jalan hidup kita.
Jika kita telah tercelup dalam nilai-nilai Islam maka segala ucapan dan tindakan kita tidak lain adalah gambaran dari Islam itu sendiri. Islamisasi hidup inilah yang akan membuat kita mampu menggapai khusnul khatimah . Allah berfirman,

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".(Al-Baqarah: 132)

4. Mengingat mati

Mengingat mati merupakan satu sarana istiqamah yang mengantarkan khusnul khatimah, karena semua kemaksiatan pangkalnya adalah mengikuti syahwat dan lupa akan kematian . kematian mengingatkan bahwa segala sesuatu dari kenikmatan dunia pasti berakhir dan datanglah kenikmatan akherat yang abadi, kebahagiaan kehidupan akherat tidak mungkin tercapai kecuali dengan kesudahan yang baik, sedang kematian akan datang tiba-tiba, kematian membikin kecerdasan dalam menjaga amal sholeh, Rasulullah bersabda, “ orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal setelah matinya, dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah” (HR. Hakim dan Tabrani)

5. Bangga terhadap Islam dan selalu mendakwahkanya

Bangga dengan Islam melahirkan kebahagiaan dalam mengamalkanya, dan mendorong untuk selalu berdakwah dan memperjuangkan Islam, semangat mengamalkan dan memperjuangkan Islam mengantarkan seseorang untuk menjaga keimanan sampai ia menemui Allah swt. Dan Allah akan meneguhkan hati orang yang beristiqamah di jalaNya sampai bertemu dengaNya. Allah berfirman.

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.(QS. Ibrahim: 27)
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Blog Archive

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri