Friday 14 June 2013

ujian adalah teguran untuk kembali kejalan allah


Hidup ini hanya sementara, penuh gelombang ujian dan cobaan yang hakikatnya adalah untuk menguji keimanan umat manusia kepada Allah SWT.
Sudah menjadi sunnatullah sejak manusia pertama diciptakan, Allah memberikan ujiannya dalam berbagai bentuk. Dngan ujian tersebut Allah akan melihat siapa saja diantara hamba-hamba-Nya yang benat-benar beriman dan siapa saja yang tidak.
Keimanan itu sendiri senantiasa naik turun. Saat iman naik, saat itu kita bisa merasakan betapa lezatnya iman itu. Hidup terasa tenang, dada rasanya lapang, mata terasa sejuk, pikiran jernih,penuh tawakal, kadang air mata ikut menetes untuk turut merasakan kenikmatannya. Namun, iman bisa turun kalau penjagaannya tidak optimal, karena gerusan kemaksiatan setiap hari pasti dijumpai karena kita tidak hidup sendiri. Tarik-menarik antara keimanan dan kemaksiatan terus akan terjadi.
Dan semua hamba akan diuji oleh Allah SWT untuk mengukur kadar keimanannya. Bagi orang beriman, ujian sebagai sarana untuk menaikkan derajat, sedangkan bagi orang yang tidak beriman, ujian adalah teguran agar kembali ke jalan Allah SWT.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 2 dan 3 :

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Ujian pun merupakan bentuk cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Ujian Allah pun terwujud dalam berbagai bentuk seperti ujian kesenangan, mendapatkan harta yang berlimpah,popularitas, naik jabatan, maupun ujian kesedihan semisal diberikan penyakit, kekurangan harta, kelaparan, dipecat dari pekerjaan, atau pun kehilangan orang yang dicintai.
Dengan berbagai ujian itu apakah manusia akan tetap mengingat Allah dan bersabar ataukah sebaliknya. 

Bagi orang yang bias melewati itu maka Allah akan menyertainya, sebagaimana dalam firman-Nya :

“ Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al Baqarah :153)
[99] Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.

Semua ujian yang menimpa kita pada hakikatnya adalah saling mengisi dan menerima. Saling menolong dan menguatkan. Saling mengingatkan dalam keimanan.
Sungguh, di syurga sana Allah telah menyiapkan tempat terbaik bagi orang-orang yang sabar dan teguh dalam keimanan di kala tertimpa ujian. Karena kita semua hanyalah milik Allah, dan suatu saat kita pun akan diambil kembali oleh pemilik-Nya. Bersabar itu indah ketika kita benar-benar ikhlas menghadapi semuanya. Bersabar itu bukan berarti tidak berbuat apa-apa, karena Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk selalu berusaha semaksimal mungkin.
Bersabar pun tak mengenal kata batas akhir, karena ia akan selalu ada sampai nyawa terenggut dari raga kita.
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Blog Archive

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri