Sudah menjadi sunnatullah sejak manusia pertama diciptakan, Allah memberikan ujiannya dalam berbagai bentuk. Dngan ujian tersebut Allah akan melihat siapa saja diantara hamba-hamba-Nya yang benat-benar beriman dan siapa saja yang tidak.
Keimanan itu sendiri senantiasa naik turun. Saat iman naik, saat itu kita bisa merasakan betapa lezatnya iman itu. Hidup terasa tenang, dada rasanya lapang, mata terasa sejuk, pikiran jernih,penuh tawakal, kadang air mata ikut menetes untuk turut merasakan kenikmatannya. Namun, iman bisa turun kalau penjagaannya tidak optimal, karena gerusan kemaksiatan setiap hari pasti dijumpai karena kita tidak hidup sendiri. Tarik-menarik antara keimanan dan kemaksiatan terus akan terjadi.
Dan semua hamba akan diuji oleh Allah SWT untuk mengukur kadar keimanannya. Bagi orang beriman, ujian sebagai sarana untuk menaikkan derajat, sedangkan bagi orang yang tidak beriman, ujian adalah teguran agar kembali ke jalan Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 2 dan 3 :
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Ujian pun merupakan bentuk cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Ujian Allah pun terwujud dalam berbagai bentuk seperti ujian kesenangan, mendapatkan harta yang berlimpah,popularitas, naik jabatan, maupun ujian kesedihan semisal diberikan penyakit, kekurangan harta, kelaparan, dipecat dari pekerjaan, atau pun kehilangan orang yang dicintai.
Dengan berbagai ujian itu apakah manusia akan tetap mengingat Allah dan bersabar ataukah sebaliknya.
Bagi orang yang bias melewati itu maka Allah akan menyertainya, sebagaimana dalam firman-Nya :
“ Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al Baqarah :153)
[99] Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
Semua ujian yang menimpa kita pada hakikatnya adalah saling mengisi dan menerima. Saling menolong dan menguatkan. Saling mengingatkan dalam keimanan.
Sungguh, di syurga sana Allah telah menyiapkan tempat terbaik bagi orang-orang yang sabar dan teguh dalam keimanan di kala tertimpa ujian. Karena kita semua hanyalah milik Allah, dan suatu saat kita pun akan diambil kembali oleh pemilik-Nya. Bersabar itu indah ketika kita benar-benar ikhlas menghadapi semuanya. Bersabar itu bukan berarti tidak berbuat apa-apa, karena Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk selalu berusaha semaksimal mungkin.
Bersabar pun tak mengenal kata batas akhir, karena ia akan selalu ada sampai nyawa terenggut dari raga kita.
“ Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al Baqarah :153)
[99] Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
Semua ujian yang menimpa kita pada hakikatnya adalah saling mengisi dan menerima. Saling menolong dan menguatkan. Saling mengingatkan dalam keimanan.
Sungguh, di syurga sana Allah telah menyiapkan tempat terbaik bagi orang-orang yang sabar dan teguh dalam keimanan di kala tertimpa ujian. Karena kita semua hanyalah milik Allah, dan suatu saat kita pun akan diambil kembali oleh pemilik-Nya. Bersabar itu indah ketika kita benar-benar ikhlas menghadapi semuanya. Bersabar itu bukan berarti tidak berbuat apa-apa, karena Allah telah memerintahkan kepada manusia untuk selalu berusaha semaksimal mungkin.
Bersabar pun tak mengenal kata batas akhir, karena ia akan selalu ada sampai nyawa terenggut dari raga kita.