oleh : ukhty fitrah
aku sudah tak tau, di mana dermaga yang aku tunggu itu...
aku sudah pasrah, dimana telaga yang ku damba...
aku sudah mengalah, dengan perasaan ini...
aku sudah muntah, dengan pahitnya dendam gelora ini...
adakah burung di aurora sana, mau singgah sekedar mengepakkan sayapnya di fatamorgana jiwa yang terbakar, terkapar, menggelepar, tak sadar....dunia pudar
adakah setetes embun shubuh sebelum siang yang tersisa....
sekedar bekal dalam bakaran mentari siang ini
adakah segenggan jiwa yang mendengar denting sinar sunyi yang bernada sumbang dalam dekapan kerinduan ini...
pereda, meredam amarah tangis yang tergaum di tepi pematang kehidupan...
aku terkejut, karena noktah nila di ufuk senja melambai ke arah dimana aku termangu menahan rindu
kepakan bayu senja mulai mengusir CITA dan CINTA yang sabar menunggu.....
mungkinkan sudut malam ini akan melipat kerutan dan sayatan kata gelora dalam bahana dunia tanpa suara....
belantara mutiara cinta terbakar angin gersang bersuhu nista...
bagi aku, biar air asin, kegelapan laut, kemelut ombak memecah karang, deru angin merombak buih..
namun kalau mutiara itu setia menunggu dalam pelukan kerang....akan kujemput dia...
walaupun tidak mungkin burung terbang sebelah sayap
walau tidak mungkin resonansi kehidupan mendendangkan nada-nada keluhan
tetap, CITA dan CINTA-ku akan ke belai lembut ku sembunyikan di relung jiwa..............
aku sudah pasrah, dimana telaga yang ku damba...
aku sudah mengalah, dengan perasaan ini...
aku sudah muntah, dengan pahitnya dendam gelora ini...
adakah burung di aurora sana, mau singgah sekedar mengepakkan sayapnya di fatamorgana jiwa yang terbakar, terkapar, menggelepar, tak sadar....dunia pudar
adakah setetes embun shubuh sebelum siang yang tersisa....
sekedar bekal dalam bakaran mentari siang ini
adakah segenggan jiwa yang mendengar denting sinar sunyi yang bernada sumbang dalam dekapan kerinduan ini...
pereda, meredam amarah tangis yang tergaum di tepi pematang kehidupan...
aku terkejut, karena noktah nila di ufuk senja melambai ke arah dimana aku termangu menahan rindu
kepakan bayu senja mulai mengusir CITA dan CINTA yang sabar menunggu.....
mungkinkan sudut malam ini akan melipat kerutan dan sayatan kata gelora dalam bahana dunia tanpa suara....
belantara mutiara cinta terbakar angin gersang bersuhu nista...
bagi aku, biar air asin, kegelapan laut, kemelut ombak memecah karang, deru angin merombak buih..
namun kalau mutiara itu setia menunggu dalam pelukan kerang....akan kujemput dia...
walaupun tidak mungkin burung terbang sebelah sayap
walau tidak mungkin resonansi kehidupan mendendangkan nada-nada keluhan
tetap, CITA dan CINTA-ku akan ke belai lembut ku sembunyikan di relung jiwa..............