Saturday 28 June 2014

La Tahzan Ukhti fitrah

Oleh : Ukhti fitrah
18 Juni 2014 pukul 23:30
Sedang kutatap wajah bulan empat belas malam ini
Sedih melayang-layang di taman jiwa
Entah apa sebab yang harus kukatakan
Entah apa alasan yang tepat sehingga orang-orang merasakan apa yang aku derita

Kadang tertawa sambil mereguk air liur, tertegun terhenti diiringi air mata dingin megalir pelan di pipi
Ingin kunyatakan tetapi betapa banyak aral dan rintangan menyapa perjalanan ini
Kadang aku mengeluh lelah dan berhenti dengan lutut menggigil
Terkapar dengan suara serak mengucap kata-kata yang susah aku artikan

Deraian salju air terjun di bebatuan memutar memori-memori yang telah terpendam
Gumpalan-gumpalan awan membumbung tinggi membawa jauh asa yang tersisa

Tinggallah aku terbaring dengan badan bernyawa tanpa ruh
Berucap namun kosong makna
Mendengar namun tanpa arti
Melangkah tanpa tujuan
Melihat tanpa cahaya
Mencium tanpa rasa

Sedih, lucu, bosan, termenung, gundah, gelisah, marah, tersedu.......
Itulah nada-nada kehidupan yang selalu melantunkan syair

Ya rabbi....
Cabut rasa ini untuk sementara waktu
Matikan rindu ini beberapa masa
Jadikan abu, kasih yang berbunga sementara air mata ini kering
Bawalah cinta ini, kembali kekeharibaan-Mu

Aku ingin melihat wajah ini tersenyum tanpa pasung rasa gelora
Aku ingin merasakan ringannya langkah kaki ini tanpa disiksa rindu
Aku ingin menidurkan jiwa dari kasih yang tertolak
Aku ingin tertawa sekedar merasakan hidup tanpa lecutan cambuk cinta

Ya rabbi....
utus malaikat-Mu untuk menjemput
Ruh cinta............dalam hatiku
Ruh kasih ...........dalam jiwaku
Ruh rindu............dalam kesepianku

Bimbinglah jiwa, hati dan qalbu ini dalam meneguk perjalan tanpa batas......
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri