Saturday 21 December 2013

HADAPI HIDUP INI APA ADANYA !


Kondisi dunia ini penuh kenikmatan,
 banyak pilihan, penuh rupa, dan banyak warna.
 Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan hidup.
 Dan, Anda adalah bagian dari dunia yang berada dalam kesukaran.

Anda tidak akan pernah menjumpai
 seorang ayah, isteri, kawan, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan
 yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menyulitkan.

Bahkan, kadangkala justru pada setiap hal …
 Terdapat sesuatu yang buruk dan tidak Anda sukai.
 Maka dari itu,
 “PADAMKANLAH PANASNYA KEBURUKAN PADA SETIAP HAL ITU
 DENGAN DINGINNYA KEBAIKAN YANG ADA PADANYA.”
 Itu kalau Anda mau selamat dengan adil dan bijaksana.
 Pasalnya, betapapun setiap luka ada harganya.

Allah menghendaki dunia ini…
 sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan,
 dua jenis yang saling bertolak belakang,
 dua kubu yang saling berseberangan,
 dan dua pendapat yang saling berseberangan.
 Yakni, yang baik dengan yang buruk,
 kebaikan dengan kerusakan,
 kebahagiaan dengan kesedihan.

Dan setelah itu, Allah akan mengumpulkan…
 semua yang BAIK, kebagusan dan kebahagian itu di SURGA.
 Adapun yang BURUK, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di NERAKA.

“Dunia ini terlaknat, dan terlaknat semua yang ada di dalamnya,
 kecuali dzikir kepada Allah dan semua yang berkaitan dengannya,
 seorang yang ‘alim dan seorang yang belajar,”
 begitu hadist berkata.

Maka, jalanilah hidup ini sesuai dengan kenyataan yang ada.
 Jangan larut dalam khayalan.
 Dan, jangan pernah menerawang ke alam imajinasi.
 Hadapi kehidupan ini apa adanya;
 kendalikan jiwa Anda untuk dapat
 menerima dan menikmatinya!

Bagaimanapun, tidak mungkin semua teman tulus kepada Anda
 dan semua perkara sempurna di mata Anda.
 Sebab, ketulusan dan kesempurnaan itu bukan ciri dan sifat kehidupan dunia.
 Bahkan, isteri Anda pun tak akan pernah sempurna di mata Anda.

Maka dalam hadist,
 “Janganlah seorang mukmin mencela seorang mukminah (isterinya),
 sebab jika dia tidak suka pada salah satu kebiasaannya
 maka dia bisa menerima kebiasaannya yang lain.”

Adalah seyogyanya bila kita merapatkan barisan-menyatukan langkah,
 saling memaafkan dan berdamai kembali,
 mengambil hal-hal yang mudah kita lakukan,
 meninggalkan hal-hal yang menyulitkan,
 menutup mata dari beberapa hal untuk saat-saat tertentu,
 meluruskan kangkah, dan mengesampingkan berbagai hal yang mengganggu.

YAKINILAH BAHWA ANDA TETAP MULIA BERSAMA PARA PENERIMA COBAAN!

Tengoklah kanan kiri…
 Tidakkah Anda menyaksikan betapa banyaknya orang yang sedang mendapat cobaan,
 dan betapa banyaknya orang yang sedang tertimpa bencana?

Telusurilah, di setiap rumah pasti ada yang merintih,
 dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air mata.

Sungguh, betapa banyaknya penderitaan yang terjadi,
 dan betapa banyak pula orang-orang yang SABAR menghadapinya.
 Maka Anda bukan hanya satu-satunya orang yang mendapat cobaan.
 Bahkan, mungkin saja penderitaan atau cobaan Anda
 tidak seberapa bila dibandingkan dengan cobaan orang lain.

Berapa banyak di dunia ini orang yang terbaring SAKIT
 di atas ranjang selama bertahun-tahun
 dan hanya mampu membolak-balikkan badannya,
 lalu merintih kesakitan dan menjerit menahan nyeri.

Berapa banyak orang yang DIPENJARA selama bertahun-tahun
 tanpa pernah dapat melihat cahaya matahari sekalipun,
 dan ia hanya mengenal jeruji’jeruji selnya.

Berapa banyak orang tua yang harus KEHILANGAN buah hatinya,
 baik yang masih belia dan lucu-lucunya,
 atau yang sudah remaja dan penuh harapan.

Betapa banyaknya di dunia ini orang yang MENDERITA,
 mendapat ujian dan cobaan,
 belum lagi mereka yang harus setiap saat menahan himpitan hidup.

Kini, sudah tiba waktu Anda…
 untuk memandang diri Anda MULIA bersama mereka
 yang terkena MUSIBAH dan mendapat COBAAN.

Sudah tibapula waktu Anda untuk menyadari
 bahwasanya kehidupan di dunia ini merupakan PENJARA bagi orang-orang MUKMIN,
 tempat kesusahan dan cobaan.

Di pagi hari,
 istana-istana kehidupan penuh sesak dengan penghuninya,
 namun menjelang senja istana-istana itu ambruk menjadi reruntuhan.

Mungkin saat ini kekuatan masih prima, badan masih sehat,
 harta melimpah, dan keturunan banyak jumlahnya.
 Namun dalam hitungan hari saja semuanya bisa berubah:
 jatuh miskin, kematian datang secara tiba- tiba,
 perpisahan yang tak bisa dihindarkan, dan sakit yang tiba-tiba menyerang.

“Dan, telah nyata bagimu bagaimana Kami berbuat terhadap mereka
 dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.”
 (QS. Ibrahim: 45)

Sebaiknya Anda MEMPERSIAPKAN DIRI
 sebagaimana kesiapan seekor unta berpengalaman
 yang akan mengiringi Anda menyeberangi padang sahara.

Bandingkan penderitaan Anda…
 dengan penderitaan orang-orang di sekitar Anda
 dan orang-orang sebelum Anda,
 niscaya Anda akan SADAR…
 bahwa Anda sebenarnya lebih beruntung dibanding mereka.
 Bahkan, Anda akan merasakan
 bahwa penderitaan Anda itu hanyalah duri-duri kecil yang tak ada artinya.
 Maka, panjatkan segala PUJIAN kepada Allah atas semua kebaikan-Nya itu,
 bersyukurlah kepada-Nya atas semua yang diberikan

Kepada Anda, bersabarlah atas semua yang diambil-Nya,
 dan yakinilah kemuliaan Anda bersama orang-orang menderita di sekitar Anda.
 Banyak suri tauladan Rasulullah s.a.w. yang perlu Anda contoh.

Syahdan, beliau pernah dilempar kotoran unta oleh orang-orang kafir Makkah,
 kedua kakinya dicederai dan wajahnya mereka lukai.
 Dikepung dalam suatu kaum beberapa lama…
 hingga beliau hanya dapat makan dedaunan apa adanya saja,
 diusir dari Makkah, dipukul gerahamnya hingga retak,
 dicemarkan kehormatan isterinya, tujuh puluh sahabatnya terbunuh,
 dan seorang putera serta sebagian besar puterinya meninggal dunia
 pada saat beliau sedang senang-senangnya membelai mereka.

Bahkan, karena terlalu laparnya,
 beliau pernah mengikatkan batu di perutnya untuk menahan lapar.
 Beliau pernah pula dituduh sebagai seorang penyair (bukan penyampai wahyu Allah),
 dukun, orang gila dan pembohong.
 Namun, belaiu tetap BERSABAR dan Allah MELINDUNGINYA dari semua itu.

Dan semua hal tadi merupakan COBAAN yang
 harus beliau hadapi dan PENYUCIAN JIWA yang tiada tara dan tandingannya.

Sebelum itu,
 Nabi Zakariya dibunuh kaumnya,
 Nabi Yahya dijagal,
 Nabi Musa diusir dan dikejar-kejar,
 dan Ibrahim dibakar.

Cobaan-cobaan itu juga menimpa para khalifah dan pemimpin kita;
 Umar r.a. dilumuri dengan darahnya sendiri,
 Utsman dibunuh diam-diam,
 dan Ali ditikam dari belakang.
 Dan masih banyak lagi para pemimpin kita
 yang juga harus menerima punggungnya penuh bekas cambukan,
 dijebloskan ke dalam penjara, dan juga dibuang ke negeri lain.

”Apakah kamu MENGIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA?
 Padahal belum datang kepadamu (cobaan)
 sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
 Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,
 serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
 sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
 “Bilakah datangnya pertolongan Allah?”
 Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
 (QS. Al-Baqarah: 214)



Comments
0 Comments
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 comments:

 

like this

Blog Archive

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut". Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut". 'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik , menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali mahramnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut". Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

sharing ilmu islam Copyright © 2013 Template modification by Ikhwanul fikri